Saturday 30 October 2010

Suster Dilarang Tebar Pesona


New South Wales, Australian Health Practitioner Regulation Agency (Agen Regulasi Praktisi Kesehatan Australia) membuat peraturan baru menyangkut kode etik profesi perawat atau suster. Dilarang flirting alias tebar pesona dengan pasien!

Flirting itu termasuk memberikan sinyal-sinyal sindiran menggoda, gurauan yang 'menjurus' apalagi to the point bagi segala hal yang berbau seksualitas, seperti ditulis The Sunday Telegraph dan dilansir dari news.com.au, Minggu (31/10/2010).

Para suster itu juga dilarang membicarakan masalah pribadi, perasaan atas ketertarikan seksual atau segala aspek pribadi mereka dengan pasien. Hal itu dinilai 'pelanggaran serius atas tanggung jawab dan profesionalitas terhadap orang yang mereka rawat'. Buntut-buntutnya, bisa dipecat.

Aturan itu juga mengatur bahwa perawat tak boleh menerima segala voucher, dari transportasi, bioskop, makan hingga uang dan barang dari pasien.

Bila sang pasien yang menunjukkan sinyal-sinyal ketertarikan seksual, tanggung jawab suster lah yang bisa mengatur atau menolaknya sesuai dengan batas-batas profesional.

Panduan itu berlaku efektif pada 1 Juli 2010, dan semua perhimpunan perawat dari semua negara bagian, kecuali Australia Barat, bergabung pada 18 Oktober 2010.

Peraturan itu dibuat mengacu pada publikasi oleh organisasi perawat New South Wales (NSW Nurses Association) dan Midwives Board. Mereka menerima 17 keluhan tentang 'pelanggaran batas profesional' suster di bulan Juni 2010. Dibandingkan Juni 2009, angka itu naik hampir 3 kali lipat dari 6 keluhan. Total keluhan profesionalitas ini ada 47 keluhan dalam waktu 5 tahun ke belakang.

Juru Bicara Australian Health Practitioner Regulation Agency, Nicole Newton mengatakan keluhan tentang profesionalitas suster itu berada di antara 10 keluhan teratas.
»»  Baca selengkapnya...

Jarang Kemasukan Sperma, Wanita Berisiko Hamil Preeklampsia


Preeklampsia menduduki peringkat kedua penyebab
kematian ibu melahirkan di Indonesia. Dan salah satu faktor risiko terjadinya preeklampsia adalah jarang terpapar sperma.

Preeklampsia atau toksemia adalah penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) pada kehamilan yang disertai adanya protein di urine setelah kehamilan 20 minggu (5 bulan). Preeklampsia yang disertai kejang disebut eklampsia.

"Salah satu faktor risiko terjadinya preeklampsia pada ibu hamil adalah jarangnya terpapar sperma," jelas Dr Med Damar Prasmusinto, SpOG (K), dari Divisi Fetometernal Departemen Obstetri Ginekologi FKUI/RSCM, dalam acara Seminar 4th Emergency Fair and Festival 2010 di Auditorium FKUI, Jakarta, Sabtu (30/10/2010).

Menurut Dr Damar, maksud dari jarang terpapar sperma disini adalah pasangan yang pada awal pernikahan memutuskan untuk kontrasepsi barrier (menggunakan kondom), pertama kali menjadi ayah dan sperma berasal dari orang lain (donor insemnasi).

"Hal ini disebabkan karena faktor imunologi. Jadi ada ketidaksesuain antara gen ibu dan ayah, sehingga ketika si ibu hamil terjadi penolakan gen ayah. Inilah yang menjadi faktor risikonya," jelas Dr Damar lebih lanjut.

Dr Damar menjelaskan, pada saat plasenta masih berada di rahim maka terjadi pembentukan pembuluh darah baru. Pada ibu hamil dengan tekanan darah normal, maka pembuluh darah akan lebar.

Namun, ketika terjadi penolakan gen, maka pembuluh darah baru tersebut akan sempit dan tekanannya menjadi tinggi.

Tekanan yang tinggi ini menyebabkan kerusakan endotel (dinding pembuluh darah), yang akhirnya tidak hanya menyebabkan tekanan darah tinggi di plasenta, tetapi juga pada pembuluh darah di seluruh tubuh yang menyebabkan hipertensi.

Selain jarang terpapar sperma, faktor risiko yang paling sering terjadi adalah sebagai berikut:

1. Kehamilan pertama
2. Pernah terjadi preeklampsia pada kehamilan sebelumnya
3. Kehamilan lebih dari 10 tahun dari kehamilan sebelumnya
4. Usia saat hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 40 tahun
5. Terlahir dengan pertumbuhan janin terhambat
6. Riwayat preeklampsia di keluarga (khususnya ibu atau saudara perempuan)
7. Indeks massa tubuh diatas 35
8. Sebelum hamil pernah mengalami hipertensi kronis, migrain, diabetes, penyakit
9. ginjal, maupun rheumatoid arthritis.
10. Kehamilan kembar
11. Donasi sel telur
12. Infeksi saluran kemih
13. Kelainan janin


Menurut Dr Damar, tekanan darah tinggi selama kehamilan dapat berdampak bagi ibu dan anak, yaitu:

Pada ibu

1. Jangka pendek menyebabkan sindrom HELLP (adanya hemolisis, peningkatan enzim hepar, disfungsi hepar), edema pulmonium dan eklampsia.
2. Jangka panjang menyebabkan penyakit kardiovaskular, gagal ginjal kronik dan Dibetes Mellitus tipe 2.


Pada bayi

1. Cerebral palsy
2. Dibetes Mellitus tipe 2
3. Penyakit kardiovaskular
4. Obesitas
5. PCO (Polycistic Ovarium)
6. Teratozoospermia (bentuk sperma tidak normal)


Selain faktor imunologi, kehamilan preeklampsia juga disebabkan karena faktor genetik (keturunan) dan pendarahan, sehingga besar kemungkinan kondisi ini menurun di dalam keluarga.

Tapi untuk mencegahnya, ada beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan sebelum dan saat kehamilan, yaitu mengoptimalkan status nutrisi, antara lain:

1. Multivitamin dan mineral, protein dan karbohidrat bervariasi
2. Atasi infeksi seperti sakit gigi, infeksi saluran kemih dan keputihan.
3. Upayakan berat badan ideal
4. Olahraga teratur

sumber : detikhealth
»»  Baca selengkapnya...

Inilah Makhluk Lain yang Bisa Menstruasi

Menstruasi merupakan satu siklus yang terjadi setiap bulannya pada kaum perempuan sebelum mengalami menopause. Tapi selain manusia, ternyata ada pula mamalia betina lain yang juga mengalami menstruasi.

Pada dasarnya, hanya manusia dan kera besar (gorila, orangutan, simpanse dan bonobo) yang benar-benar menunjukkan siklus menstruasi. Tapi sebenarnya mamalia lain juga mengalami menstruasi. Hanya saja, menstruasi pada mamalia lain tidak seperti menstruasi pada manusia.

Dilansir dari Madsci, Jumat (29/10/2010), beberapa spesies yang mengalami menstruasi yaitu monyet, lemur, kuda, kerbau, jerapah, zebra, badak, kucing, anjing, tikus pohon, gajah, landak dan serigala.

Pada manusia, proses luruhnya dinding rahim sebagai akibat tidak adanya pembuahan ditandai dengan pendarahan yang biasanya berlangsung 3 sampai 7 hari. Rata-rata selama menstruasi manusia kehilangan 10-80 mL darah.

Pada manusia, siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari.

Sedangkan pada kera besar siklus menstruasi tergolong teratur. Panjang siklus menstruasi bervariasi, rata-rata 29 hari pada orangutan dan 37 hari pada simpanse.

Tidak seperti manusia dan kera besar, pada mamalia lain proses menstruasi bisa dikatakan 'diam-diam', karena proses peluruhan dinding rahim (endometrium) yang ditandai dengan pendarahan justru tidak terlihat secara eksternal atau kasat mata.

Saat tidak terjadi pembuahan, rahim akan menyerap dinding rahim sehingga tidak terjadi pendarahan. Ada beberapa memalia yang mengalami pendarahan, tetapi pendarahan tersebut tergolong ringan dan sangat singkat, sehingga banyak manusia yang tidak mengetahuinya.

Mamalia lain juga tidak mengalami menstruasi rutin setiap bulan, tetapi hanya beberapa kali dalam setahun.
»»  Baca selengkapnya...

Thursday 28 October 2010

FOTO-FOTO JASAD MBAH MARIJAN Meninggal Menepati Janji Sampai Mati

Foto-Foto Jasad Mbah Marijan In Memoriam Mbah Maridjan Meninggal Menepati Janji Sampai Mati. Yogyakarta - Seribu pertanyaan dari publik tentang keberadaan Mbah Maridjan terjawab sudah. Juru kunci gunung Merapi itu ikut gugur di pangkuan Gunung Merapi. Amanah Sultan HB IX untuk menjaga gunung paling berbahaya di Indonesia itu, selesai sudah.

"Dilihat dari batiknya dan kopiah yang dipakai di kepalanya kita yakin (itu jenazah Mbah Mardijan)," kata petugas Tim SAR Yogyakarta, Suseno, saat ditemui di RS dr Sardjito, Yogyakarta, Rabu (27/10/2010). Mbah Maridjan ditemukan dalam posisi sujud di dapur. Luka bakar terdapat di tubuhnya. Bajunya robek-robek.

Nama Raden Ngabehi Suraksohargo atau yang lebih terkenal dengan panggilan Mbah Mardijan melambung seiring dengan peristiwa meletusnya Gunung Merapi, Yogyakarta, pada 2006 lalu.

Mbah Maridjan terkenal karena sebagai juru kunci Gunung Merapi, dia tidak mau mematuhi perintah untuk turun gunung oleh Sultan Hamengkubuwono X. Akibatnya, mata dunia pun terbelalak pada sosok renta yang sangat sederhana ini.

Bahkan, saking terkenalnya pria kelahiran Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, tahun 1927 itu, Pemerintah Jerman yang saat itu sedang menggelar hajatan Piala Dunia bermaksud mengundang Mbah Maridjan untuk menghadiri pembukaan Piala Dunia 2006. Si Mbah lantang menolak. "Kalau saya ke Jerman, siapa yang mencari rumput sapi saya," tutur pria sepuh itu.

Bagaimana Mbah Maridjan setelah dikenal dunia? Apalagi Si Mbah saat ini telah menjadi ikon produk jamu "Roso-roso"! Adakah perbedaan dengan Si Mbah setelah lebih 'berada'? Ternyata tidak. Mbah Maridjan tetap seperti yang dulu, ramah, rendah hati dan selalu tersenyum menghadapi siapa pun meski belum kenal sama sekali.

"Saya ya tetap seperti ini," ujar Mbah Maridjan dengan Bahasa Jawa khasnya saat
ditemui detikcom di sela-sela kesibukannya yang terus menerima tamu di saat
musim liburan Natal dan Tahun Baru, Senin (24/12/2007) silam.

Mbah Maridjan menuturkan, pascameletusnya Gunung Marapi pada 2006 silam, banyak perubahan pada dirinya. Selain menjadi terkenal, dia menjadi ikon produk jamu yang juga membuat namanya semakin melambung.

"Tapi soal honor, itu bukan saya yang mengurusi. Tapi anak-anak saya, dan masyarakat juga menikmati hasilnya," papar pria bersahaja ini.

Pengalaman lucu pun diceritakan Mbah Maridjan saat pengambilan gambar dalam iklan tersebut. "Waktu itu saya diajari agar saya mengangkat tangan saya sambil membawa gelas dan mengatakan 'roso-roso'. Sering diulang," kata Mbah Maridjan disambut tawa para tamunya.

Karena usianya yang semakin renta, Mbah Maridjan mengaku sudah tidak kuat lagi melakukan aktivitas sehari-hari semisal berladang dan mencari rumput. "Rumput satu kali mencari biasanya bobotnya 50 kilo. Jadi pundak saya sudah nggak kuat untuk mengangkatnya," cerita Mbah Maridjan sambil tertawa.

"Kan sudah minum jamu 'roso-roso' itu, Mbah?" Mbah Maridjan hanya tertawa lebar
mendengar pertanyaan tersebut.

Sayangnya, saat itu Mbah Marijan tidak mau lagi difoto bareng dengan pengunjung. Hal ini berbeda 2006 lalu tatkala Si Mbah dengan sabar bersedia meladeni tamu yang hendak berpose dengannya.

"Nanti kalau mau difoto tembok saya sudah nggak bisa lagi menampung foto-fotonya," ujar si mbah sembari menunjukkan foto-foto Mbah Maridjan dengan berbagai pose yang terpampang di tembok rumahnya.

Namun kini, sosok sederhana dan rendah hati ini telah tiada. Mbah Maridjan menepati janjinya kepada Sultan HB IX untuk terus menjaga Merapi sampai akhir hayat.

Selamat jalan Mbah, di mata kami, sampeyan tetap roso! detik.com

Berikut ini kumpulan foto Mbah Marijan meninggal dan disemayamkan di rumah sakit. Mbah Maridjan tewas karena letusan Gunung Merapi, profil seorang juru kunci yang loyal dan menempati janji sampai mati. Selamat jalan Mbah Marijan.
»»  Baca selengkapnya...
Blog Directory

STATISTIK

 

Copyright © 2009 by ZIUNIK